Trichoderma Harzianum adalah salah satu cendawan antagonis yang tergolong dalam agens hayati saat pengendalian OPT penyakit tular tanah. Cen...
Trichoderma
Harzianum adalah salah satu cendawan antagonis yang tergolong dalam agens
hayati saat pengendalian OPT penyakit tular tanah. Cendawan ini mampu
melindungi akar tanaman dari penyakit yang disebabkan oleh jamur patogen
penyebab layu fusarium baik pada tanaman komoditas hortikultura seperti Cabai maupun
penyakit blas pada tanaman Padi. Cendawan ini juga dapat digunakan sebagai
starter untuk pembuatan kompos dengan menguraikan Jerami Padi menjadi pupuk
dasar pada sawah pasang surut dan menghasilkan unsur makro bagi pertanaman Padi.
Eksplorasi Trichoderma Harzianum ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan Cendawan yang menjadi penanda kesuburan tanah ini di daerah lahan pertanian. Eksplorasi ini akan menghasilkan biang/indukan Cendawan Trichoderma yang spesifik berasal dari wilayah Sungai Simpang Jelai sehingga akan memudahkan dalam perbanyakan selanjutnya dan dianggap paling ampuh untuk mengendalikan jamur patogen di wilayah ini.
Pengambilan
sampel tanah difokuskan pada daerah sekitar akar tanaman bambu sebagai tempat
kesukaan cendawan ini untuk tumbuh. Akar bambu diketahui juga menjadi
"rumah" bagi bakteri Plant Growth Promoting Rhizhobacteria (PGPR)
yang dapat menghasilkan hormon bagi pertumbuhan benih padi saat persemaian.
Peserta yang hadir dalam anjangsana ini adalah Ketua Gapoktan Pucuk Sirih Kelurahan Basirih Selatan, Petani Milenial dari WKPP Kelurahan Basirih Selatan dan Kelurahan Mantuil, serta ketua Poktan Sejahtera, dengan petugas POPT Kota Banjarmasin dan Tim Penyuluh Pertanian BPP Banjarmasin Selatan sebagai Pemateri. Dalam anjangsana Kelompok Tani ini juga turut dihadiri oleh Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Perkebunan dan Kepala Seksi Bina Usaha Bidang Pertanian dan Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin.
Dalam
pertemuan yang berlangsung pada hari Rabu, 24 November 202 ini peserta aktif bertanya tentang cara perbanyakan cendawan agens
hayati ini secara massal dan cara memanfaatkannya pada pertanaman padi dan
hortikultura sehingga dapat dikembangkan sendiri sebagai tindaklanjut alih informasi
dalam penyuluhan pertanian ini.
Sungai Simpang Jelai RT. 027 RW. 002 merupakan wilayah pertanian yang dikelola oleh Kelompok Tani Sejahtera WKPP Kelurahan Basirih Selatan. Lahan bertipe pasang surut ini banyak dimanfaatkan untuk komoditas padi sawah varietas lokal dan beberapa komoditas hortikultura seperti Kuini dan Kelapa di sektor perkebunan. Pemanfaatan Trichoderma diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif pupuk organik dengan memanfaatkan bahan jerami sisa pertamanan padi dan tindakan pencegahan atau pengendalian penyakit di wilayah Sungai Simpang Jelai.
Perbanyakan cendawan dengan warna hijau yang khas ini dapat dilakukan mandiri oleh petani dengan memanfaatkan nasi aking (nasi bekas yang dikeringkan dan dikukus kembali setengah matang) atau bahan yang mengandung karbohidrat seperti dedak padi, umbi keladi dan jagung sebagai media tumbuhnya. Cendawan Trichoderma Harzianum dapat tumbuh setelah tujuh hari diisolasi pada media tanamnya dengan ditandai pertumbuhan cendawan berwarna hijau muda dan terus berkembang hingga menjadi cendawan berwarna hijau tua sebagai indikasi bahwa sporanya siap disebarkan secara alami oleh angin. (qy/bpp-banjarmasin-selatan/dkp3-bjm)
COMMENTS